Minggu, 19 Mei 2013

u

hhhffffiuhh...
aku kenal dia.. sudah 3 tahun lebih.. aku kenal dia dengan hatiku.. tapi semua berubah setelah dia pergi meninggalkan luka yang cukup dalam.. memang sakit rasanya.. tapi entah mengapa luka itu tidak membunuh cinta ini..
beberapa minggu yang lalu dia kembali meminta hatiku.. meminta kenangan yang dulu pernah ia besitkan dalam ingatan ku.. berkata ingin memperbaiki.. aku belum yakin.. jangankan untuk yakin, untuk sekedar percaya bahwa dia seriuspun tidak.. aku masih berfikir dia adalah laki-laki yang mungkin masih labil dengan keputusannya seperti maret lalu.. sebelum ini, aku sudah memberi kesempatan untuknya agar kita memperbaiki semuanya.. tapi diabaikan.. dan aku fikir sekarangpun akan seperti itu.. dia yang ingin kembali.. kembali dengan keraguannya.. aku meminta bukti atas semua yang dia katakan.. aku bertanya seberapa serius dia ingin memperbaiki hubungan yang sempat ia rusak.. tapi jawabannya 4.. 4 dari skala 1sampai 7.. tapi bukan itu masalahnya.. berapapun angka yang dia berikan, itu hanya sekedar angka.. hati tidak bisa diestimasi dengan angka..
beberapa minggu ini, aku melihat keseriusannya.. aku melihat dia kembali.. sedikit sosok pamilu yang mungkin pernah hilang.. dan saat ini, aku menunggu nya untuk membicarakan harapannya.. aku punya jawabannya.. tapi ada hal yang masih mengganjal.. hati ku masih terlalu rentan untuk terluka.. terlebih jika luka itu datang dari orang yang sama.. aku belum siap.. iya aku takut.. memang terlalu takut untuk memulai suatu hubungan lagi.. dia tidak memberiku jaminan apaapa bahwa kejadian beberapa waktu lalu tidak akan terulang.. aku sudah tidak bisa menerima janji apapun.. toh dulu dia pernah berjanji untuk tidak meninggalkanku, untuk tidak mengecewakan ku apalagi melukai hatiku.. tapi janji hanya untaian kata manis tanpa bisa menguatkan sebuah komitment.. aku tidak ingin berpegang pada ranting yang rapuh karna aku pasti akan terjatuh.. seperti janji manisnya yang mudah hilang dan akhirnya melukaiku..
aku tau ini pasti akan terjadi dalam suatu hubungan.. tapi memang bodohnya aku yang terlalu mencintainya bahkan sampai berani menjatuhkan pilihan terakhirku kepadanya.. aku berharap dia serius tidak mempermainkan hatiku lagi dan memang sungguh mencintaiku..