Malam ini terasa lebih gelap dari biasanya, bintangku
terlihat redup. Bulanpun enggan menyapa. Cahaya yang biasa kudapat hilang entah
kemana, senyum yang biasa kupancarkan seakan enyah tak berbinar. Dia hilang
tanpa kabar.
Seperti biasanya, hujan tidak pernah turun, hanya mendung. Seperti
biasanya, gunung tak pernah berguncang, hanya asap. Semua terendap, semua
tertahan.
Bukan air di gurun pasir atau hujan dimusim kemarau. Namun semua
seolah fatamorgana. Fatamorgana yang kulihat selalu meyakini hati, menipu pandangan
dan pendengaranku. Aku terlalu percaya.
Aku ingin tertidur ratusan tahun seperti putri tidur yang terbangun
karna ciuman seorang pangeran. Melewati semua malam yang gelap, musim hujan,
gunung meletus, bahkan tsunami sekalipun. Hingga ketika aku terbangun, yang
kulihat adalah matahari yg cerah, malam yang berbintang, pepohonan yang rindang
dan lautan yang riang bermain dengan ombaknya.
Aku kecewa...